Tuesday, May 22, 2007

Psikologi Ala Kita

Seorang teman di milis al-smadata mengajukan pertanyaan setelah saya mengirim postingan gambaran singkat tentang Psikologi Kompatiologi ala Vincent Liong (dimana aku sempat memberi sedikit komentar “satu lagi nih…such a crap, isn’t it?”)

"sakjane ono berapa psikologi bla bla bla yo?" ini bunyi pertanyaannya

Reply saya (masih via milis) adalah sebagai berikut :

Hemm…

Saya ndak tahu apa jawaban orang lain, tapi kalo saya ditanya, jawabnya akan begini :

Ketika di dunia ini ada 6.476.567.967 manusia, maka akan ada 6.476.567.967 jenis psikologi juga. Bertahun-tahun saya kenal dan mengenal teori2 yang bersliweran bahkan saling menyangkal satu sama lain, hanya satu teori yang sampai sekarang menurutku masih relevan dalam konteks "psikologi wahida". Teori itu adalah "individual differences". Bahwa Tuhan hanya menciptakan satu jenis manusia sekali saja, bahkan kembar identikpun punya perbedaan.

Dengan konteks ini, maka proses pencarian pemahaman akan psyche (jiwa) adalah suatu proses yang berkesinambungan, neverending, dan khas. Ini pointnya. Khas. Bagaimana mas yudex memahami dirinya sendiri tidak akan sama dengan bagaimana dia akan memahami mas iwan. Bagaimana mas iwan memahami mas yudex tidak akan sama dengan bagaimana mas iwan memahami mas dayat. Bahkan, bagaimana mas iwan memahami diri mas iwan sendiri hari ini mungkin tidak akan sama keesokan harinya. Meskipun mas yudex berhasil mengajak mas iwan untuk memahami mas dayat dengan cara yang sama, percayalah niscaya hasil pemahamannya pun tidak akan sama, karena apa yang telah mas iwan lalui dalam hidup tidak sama dengan mas yudex, sehingga pola pikir, judgement dll tidak sama, dan itu akan membuat hasil pemahaman berbeda.

Ruwet yo? hi hi. Tapi sebenarnya saya berangkat dari sesuatu yang simple kok.

Prinsipnya, wajar saja kalo Vincent Liong mengklaim menemukan Kompatiologi. Esensinya, itulah "psikologi vincent". Wajar juga kalau dia berniat spread pemikirannya itu dan mengajak oranglain untuk mengikuti buah pemikirannya. Yang td sempat saya sebut crap, adalah bila dengan suatu jenis pemahaman kita jadi menutup mata terhadap yang lain. Yang crap adalah bila kita menaruh perhatian yang lebih besar kepada sesuatu melebihi yang seharusnya. Oh, teori psikologi ini lho hebat, yang itu sih kurang mengena. Oh, prestasi seorang vincent liong memang fenomenal, dengan cara dekon nya itu dia bisa menginstall sesuatu yang besar dalam diri dan pribadi seseorang. Oh, crap...

Kapan itu saya sempat diskusi dengan mas Iwan betapa saya kok selama ini kurang antusias dengan berbagai macam metode self-enrichment semacam ESQ, SEFT, atau yg terbaru dekonstruksi ala vincent liong ini. Bukan karena saya merasa itu kurang berguna, tidak. Saya yakin suatu metode lahir dari proses yang panjang, dan apapun itu, tidak mungkin akan useless (in fact, tak ada setitikpun di dunia ini yang tidak ada gunanya). Saya cuma berpikir mungkin "psikologi wahida" punya prinsip sendiri untuk tidak terkungkung oleh kebesaran suatu metode2 pelatihan semacam itu yang takutnya secara esensi, terlalu overrated.

Sayang sekali kalau seseorang terkungkung dalam kata2 "saya ikut terdekon", atau "saya pengikut freud" atau bahkan "saya berhutang kepada ESQ, karena setelah mengikutinya hidup saya berubah drastis". Oh…give me a break! bahkan sesama peserta ESQ pasti memiliki kadar pencerapan yang berbeda satu sama lain, kadar interpretasi yang tidak akan mungkin sama persis dengan yang lain. Yang bisa memastikan apakah ESQ anda memberikan dayaguna adalah diri anda sendiri.

Jadi silahkan ikut ESQ, ikut program dekon, ikut apapun itu. Dan setelahnya, mari jadikan apapun yang kita dapat disitu sebagai aksesori dalam definisi "psikologi kita sendiri". Hanya aksesori, bukan center of point apalagi jadi salah satu kiblat kita dalam berproses. Karena dunia penuh dengan hal-hal dan kejadian yang memberi kita nuansa. Hal-hal yang mungkin kecil, tapi berarti, yang mungkin akan terlewatkan kalo kita terlalu fokus pada sesuatu yang lain melebihi kadar yang seharusnya.

Aku kok wes ngelantur... .

Membuka ruang untuk diskusi nih, he he monggo disambung...

3 comments:

noha83 said...

waduh mbak yu.. kok psikologi ruwet ya..saya pikir saya sudah belajar banyak tentang psikologi..dari buku2..tapi kalo segitu banyak jenis psikologi mak cape juga belajarnya...
ojo stress ya mbak..
sing penting pasien/ cliennya bisa terbantu...
peace!salam kenal.

Anonymous said...

assalamualaikum

Anonymous said...

assalamualaikum, mbak yanti aku toni, tolong pesananku yang kemarin yaa.........,. kirimkan ke emailku. tsetiawan83@yahoo.com trims. wassalamualaikum.