Aduh ndak kerasa ya Be...kamu kok ya sudah gede ya nak..hiks..
Hari pertama sekolah selalu hectic. Malamnya, seperti biasa kalo lagi heading a big day, Ibuk gak bisa tidur Be...berkali-kali ngecek perlengkapan sekolahmu. Duh...rasanya baru kemarin Ibuk sampe diare karena ikut tegang waktu kamu hari pertama masuk playgroup (selengkapnya bisa dibaca disini) lha kok sekarang kamu sudah SD to nak nak...
Biarpun tidak seheboh dan setegang waktu Playgroup dulu, tapi keharuan yang kurasakan masih tetap sama. Malam sebelumnya, sehabis menjahitkan badge di baju seragammu Be, Ibuk termangu... MasyaAlloh.. what a bless we are having all these time. In almost no time, you have grown up, sometimes it feels almost too fast for me, my dear...Above all, I think we’ve done pretty okay so far, and you grow up so nicely.. Alhamdulillah Ya Allah...semoga kamu tumbuh jadi anak sholeh sayang...
(Oke now ibuk, enough acara meweknya hiks...hi hi)
Sabtu sebelumnya, waktu pengumuman pembagian kelas, baru tahu kalo ternyata Abe masuk kelas khusus. Hemm..dibilang khusus sebenarnya aku kok kurang sreg ya, karena berarti kan ini sama aja dengan memberi label ke anak, dan aku sangat menghindari itu. Cuma memang, bersama teman2 walimurid lain, kita sempat geli-geli gimana gitu, begitu kami berkerumun untuk melihat papan pengumuman yang memuat daftar nama-nama murid baru di kelas 1 itu.
Di SD Al-Hikmah siswa kelas 1 nya ada 6 kelas (I-A sampai I-F). Agak lama sebelumnya aku sudah dapat bocoran (dari iparku yang juga jadi guru mengajar di situ), kalo Abe masuk kelas I-A. Waktu itu Tante Ulfa (iparku itu) sms : “seperti yang kuperkirakan, Abe masuk kelas I-A, dan pastinya kelas yang...(titik titik) :D”
Waktu di sms itu aku belum sepenuhnya paham maksudnya (selain memang sebelumnya aku sempat dipanggil BK TK nya, menyangkut Abe yang hasil test IQ disekolahnya tinggi –superior- tapi kemandirian dan kematangan emosinya masih dinilai ‘belum siap masuk SD’ hi hi)
Ketika melihat sendiri jejeran daftar kelas di papan pengumuman Sabtu itulah aku jelas apa maksudnya. Dibawah daftar masing-masing kelas lain, hanya dicantumkan keterangan jumlah siswa L (Laki-Laki) dan P (Perempuan). Sedangkan kelas I-A, kelasnya Abe, ada tambahan catatan.
Just in case you can’t read it clearly, it says :
“Karakter siswa dalam kelas ini : Penerimaan otoritas kurang (tidak mengindahkan perintah orang lain); Kemampuan kognitif diatas rata-rata (superior); Kemampuan motorik halus sangat kurang; Ada 1 anak yang kemampuan komunikasinya kurang (tidak berbicara); Sebagian besar banyak bergerak dan memukul teman lain; Konsentrasi dibawah 7 menit (standar).”
:D
Syukurlah Abe bukan anak yang tidak berbicara (sebaliknya dia malah anak yang tidak bisa berhenti bicara)...
Syukur juga dia bukan anak yang suka memukul teman yang lain...
Tapi yang lain itu...much less, memang Abe... :D (susah diperintah, kegiatan motorik halus selalu membuatnya bosan -daripada mewarnai, meronce, menjahit, dlsb, dia akan lebih memilih kegiatan2 motorik kasar macam melompat, berguling (roll), lempar2 dll-, dan kemampuan konsentrasinya memang sangat pendek)
Komentar temen2 walimurid macam-macam:
“Wah kayaknya kelas preman nih, cewenya cuma 8, cowonya 20...”
“Untung anakku di I-D”...... :-S
“Eh, Wahid! yo pantes anakmu masuk kelas ini, wong ibuke yo pencilakan”.....
“Ha ha aku udah ngira kalo anak kita sekelas Wahida!!”...yang ini komentar Mbak Olive, salah satu temen dari TK yang Pasya, anaknya memang sama2 superaktifnya kaya Abe. Dia meneruskan, “Jujur kalo aku malah seneng kaya gini, jadi Pasya dapet gurunya juga yang cocok, sama-sama aktifnya. Soalnya pengalaman dulu-dulu kasian juga liat guru2 menghadapi si Pasya.”
Well, she got the point...
Komentar suami sih seperti biasa. “Wah ini sih kelasnya calon entrepeneur! InsyaAlloh!” Alamak...dalam banyak dosis, dia memang agak2 korban Purdi Chandra he he.
Hari pertama sekolah terbukti. Begitu pulang, jelaslah sudah betapa Abe punya idola baru yang dalam sehari sudah membuatnya terpesona dan tertarik (tertarik, itu penting, karena Abe sangat sulit tertarik sama orang lain dan cenderung cuek).
Panggilannya di sekolah Ustadz Bambang. Wali kelasnya Abe ini adalah satu-satunya wali kelas laki-laki di seluruh kelas 1. Waktu bertemu pertama kali dengan beliau, aku saja sudah ‘terpesona’. Kelihatan banget orangnya sabar tapi tegas, lucu tapi pinter dan jelas-jelas punya wibawa yang bagus. Tipe orang yang ketika dia mulai berbicara, bahkan anak se cuek dan se cerewet Abe dan Pasya pun akan bisa langsung diam memperhatikan dengan ingin tahu, apa yang akan dikatakan Ustadz.
Alhamdulillah...sepulang sekolah di hari pertama pun Abe sudah sarat cerita tentang Ustadz Bambang, dan semua dengan intonasi dan semangat yang positif. Di tengah jalan, diapun menyorongkan pipinya nagih hadiah ciuman dari aku yang sedang nyetir, sambil bilang, “Tadi waktu Ustadz Bambang bercerita, Abe sama sekali tidak berbicara lho...Abe mendengarkan thok, sampe ceritanya berakhir lho Buukk...”
“Iya iya...anak Ibuk pinter deh, makin pandai memperhatikan guru...”
Cup cup cup...He he
Subhanalloh...alhamdulillah...karuniaMu Ya Allah...
No comments:
Post a Comment